Dalam dunia vokal, kekuatan (power) suara tidak selalu identik dengan volume yang keras; kekuatan sejati berasal dari resonansi yang efisien, yang dicapai melalui teknik vocal placement. Teknik ini berpusat pada upaya menemukan titik fokus suara di dalam rongga resonansi tubuh, sehingga menghasilkan tone vokal yang lebih jernih, terproyeksi, dan powerful tanpa harus berteriak. Bagi penyanyi, menemukan titik fokus suara adalah langkah krusial untuk mengoptimalkan resonansi alamiah rongga kepala dan dada, memastikan bahwa energi suara dimanfaatkan secara maksimal sebelum keluar dari mulut. Penguasaan placement yang tepat dapat secara signifikan mengurangi tekanan pada pita suara, bahkan saat menyanyikan nada-nada tinggi yang menantang.
Konsep vocal placement sering diilustrasikan dengan membagi area resonansi menjadi tiga utama: dada (chest), mulut (mouth), dan wajah (mask). Untuk nada-nada rendah, penyanyi akan fokus pada chest placement, merasakan getaran di area dada. Untuk nada-nada menengah dan tinggi yang kuat, menemukan titik fokus suara yang ideal adalah di area mask (sekitar hidung dan sinus). Area mask bertindak sebagai megafon alami, memperkuat frekuensi harmonik dan memberikan suara kualitas yang ‘berkilau’ dan mudah didengar. Latihan paling umum untuk mengaktifkan mask placement adalah humming (bersenandung) yang diucapkan dengan konsonan nasal seperti ‘M’ atau ‘N’, sambil membayangkan suara mengalir ke luar melalui tulang pipi.
Selain resonansi, placement juga sangat dipengaruhi oleh artikulasi dan posisi lidah. Lidah yang tegang atau tertarik ke belakang dapat memblokir aliran udara dan resonansi, memaksa penyanyi untuk menekan suara di tenggorokan. Maestro Vokal Budi Santoso, dalam bukunya The Power of Resonance yang diterbitkan pada Senin, 10 Oktober 2022, menekankan bahwa posisi lidah harus rata dan rileks. Ia juga mencatat bahwa latihan vokal yang menggunakan konsonan plosif seperti ‘G’ dan ‘K’ sangat efektif untuk melatih lidah tetap rileks saat placement vokal disalurkan ke area mask. Dengan latihan yang teratur, minimal 20 menit setiap sesi latihan, penyanyi dapat membangun memori otot untuk selalu mempertahankan placement yang optimal, memastikan setiap nada yang dihasilkan terdengar powerful dan profesional.
