Krisis Iklim menjadi ancaman eksistensial bagi kehidupan di Bumi, dan dampaknya paling jelas terlihat pada jaring-jaring makanan global. Peningkatan suhu dan perubahan pola cuaca mengganggu hubungan fundamental antara produsen dan konsumen di berbagai ekosistem. Stabilitas rantai makanan kini terancam serius.
Di lautan, peningkatan suhu air dan pengasaman samudra merusak fitoplankton, dasar dari sebagian besar jaring-jaring makanan laut. Kematian massal fitoplankton berarti berkurangnya sumber makanan bagi zooplankton dan ikan kecil. Dampak ini merambat ke predator puncak, termasuk ikan konsumsi.
Di daratan, Krisis Iklim mengubah waktu mekar bunga dan migrasi hewan. Fenomena ini menyebabkan ketidaksesuaian waktu (mismatch) antara sumber makanan dan pemangsanya. Misalnya, serangga muncul lebih awal, namun burung yang memangsanya belum bermigrasi, mengganggu reproduksi mereka.
Gagal panen akibat kekeringan ekstrem atau banjir juga merupakan manifestasi Krisis Iklim yang berdampak langsung pada jaring-jaring makanan terestrial. Kehilangan tanaman pangan primer membatasi nutrisi untuk herbivora dan akhirnya mengancam karnivora. Stabilitas pangan manusia pun terpengaruh.
Di ekosistem Arktik, es laut yang mencair cepat mengganggu rantai makanan yang bergantung padanya. Alga yang tumbuh di bawah es berkurang, memengaruhi krill, yang merupakan makanan utama bagi anjing laut dan paus. Kehidupan di Kutub Utara menghadapi kerentanan tinggi.
Peningkatan frekuensi dan intensitas kebakaran hutan akibat Krisis Iklim menghancurkan habitat secara instan. Kebakaran menghilangkan produsen dan konsumen sekaligus, meninggalkan puing-puing. Pemulihan jaring-jaring makanan pasca-bencana memerlukan waktu yang sangat lama dan sulit.
Perubahan iklim juga memperluas jangkauan penyakit dan spesies invasif. Organisme baru dapat memangsa atau bersaing dengan spesies asli, merusak tatanan jaring-jaring makanan yang sudah ada. Intervensi ini memperumit upaya pelestarian ekosistem.
Dengan semua dampak ini, jelas bahwa jaring-jaring makanan global berada di bawah tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Upaya mitigasi iklim yang ambisius adalah satu-satunya cara untuk memulihkan stabilitas ekosistem dan menjamin kelangsungan hidup biota di planet ini.
