Buta Perhatian: Mengapa Kita Sering Melewatkan Hal yang Jelas Terlihat

Fenomena kognitif Buta Perhatian (inattentional blindness) menjelaskan mengapa kita sering gagal menyadari objek yang jelas terlihat, tetapi tidak terduga. Ini terjadi karena fokus kita sepenuhnya tertuju pada tugas atau stimulus lain. Otak secara selektif menyaring informasi yang dianggap tidak relevan.


Salah satu demonstrasi paling terkenal dari Buta Perhatian melibatkan video penghitungan bola basket di mana subjek melewatkan orang yang mengenakan kostum gorila yang berjalan melintas. Kunci dari fenomena ini adalah faktor ketidakterdugaan: kita hanya melihat apa yang kita persiapkan untuk lihat.


Mengapa otak kita membiarkan Buta Perhatian terjadi? Jawabannya terletak pada keterbatasan sumber daya kognitif. Otak tidak dapat memproses semua informasi visual secara bersamaan. Oleh karena itu, ia berfokus pada apa yang dianggap paling penting untuk tugas yang sedang dilakukan.


Ketika Anda sedang sibuk mencari kunci mobil, otak Anda memprioritaskan bentuk dan warna yang sesuai dengan kunci. Akibatnya, detail besar lainnya di area pandangan Anda, seperti amplop penting atau bahkan orang lain, bisa terabaikan seluruhnya.


Dampak Buta Perhatian sangat relevan dalam situasi dunia nyata, terutama saat mengemudi. Pengemudi yang fokus pada ponsel atau sistem navigasi mungkin melewatkan pejalan kaki atau rambu lalu lintas penting yang seharusnya sangat mudah terlihat.


Kesalahan fatal dalam lingkungan medis dan keamanan juga bisa disebabkan oleh fenomena ini. Dokter yang sangat fokus mencari satu anomali tertentu pada hasil pindaian mungkin secara tidak sengaja mengabaikan incidental findings atau anomali lainnya yang jelas.


Meningkatkan kesadaran akan Buta Perhatian adalah langkah pertama untuk mengatasinya. Kita perlu sesekali mengalihkan fokus dari tugas utama untuk memindai lingkungan secara lebih luas. Latihan ini disebut perhatian terbagi (divided attention).


Para ahli menyarankan untuk mengurangi beban kognitif saat melakukan tugas berisiko tinggi. Semakin berat beban kerja mental, semakin besar kemungkinan otak memfilter stimulus yang tidak terduga. Kesadaran situasional adalah kunci pencegahan.