Warga Banyuasin dihebohkan dengan kasus kekerasan yang sangat keji. Seorang ayah tega merantai leher anak kandungnya sendiri. Tindakan tidak manusiawi ini terungkap setelah laporan masyarakat sampai ke pihak kepolisian. Petugas segera bergerak cepat untuk menyelamatkan korban dan meringkus pelaku.
Pelaku berinisial S (43), warga Kecamatan Sumber Marga Telang, Banyuasin, kini telah diamankan oleh pihak kepolisian. Ia diduga melakukan tindakan penganiayaan berat terhadap anak kandungnya yang masih di bawah umur. Kasus ini sontak menyita perhatian publik karena kekejaman dan dampaknya pada korban.
Menurut keterangan kepolisian, motif pelaku merantai leher anaknya masih didalami. Diduga kuat tindakan tersebut dilatarbelakangi masalah ekonomi dan emosi yang tidak stabil. Anak tersebut ditemukan dalam kondisi menyedihkan dengan rantai melilit lehernya, sebuah pemandangan yang sangat memprihatinkan di Banyuasin.
Korban, yang berusia sekitar 10 tahun, langsung dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan medis dan psikologis. Trauma yang dialami anak tersebut akibat perbuatan ayahnya tentu sangat mendalam. Tim perlindungan anak di Banyuasin juga turut mendampingi untuk pemulihan korban.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa pelaku akan dijerat dengan pasal-pasal tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perlindungan anak. Ancaman hukuman berat menanti S atas perbuatannya yang tidak berperikemanusiaan. Kasus ini diharapkan menjadi contoh agar kekerasan terhadap anak tidak terulang.
Masyarakat Banyuasin mengecam keras tindakan pelaku dan menuntut keadilan bagi korban. Mereka berharap pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus ini hingga ke akar-akarnya. Dukungan moral dan empati terus mengalir deras untuk anak yang menjadi korban kekejaman ayahnya sendiri.
Kasus ini juga menyoroti pentingnya peran serta masyarakat dalam melaporkan setiap indikasi kekerasan terhadap anak. Lingkungan yang peduli dan responsif adalah kunci untuk melindungi generasi muda dari berbagai bentuk kekerasan. Jangan biarkan anak-anak menjadi korban dalam kesunyian.
Pemerintah daerah Banyuasin bersama lembaga terkait berkomitmen untuk memberikan perlindungan penuh kepada anak-anak. Edukasi tentang pola asuh yang benar dan penanganan masalah emosi dalam keluarga juga perlu terus digalakkan. Semoga kasus ini tidak terulang di masa mendatang.
